Medsoslampung – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi membuka acara Temu Teknis Penyuluh Pertanian Provinsi Lampung dengan tema Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern menuju Lampung Berjaya, di Ballroom Hotel Horison, Bandar Lampung, Selasa (13/12/2022).
Gubernur Lampung minta dilakukannya koordinasi seluruh komponen yang terlibat dalam penyuluhan untuk mewujudkan visi Rakyat Lampung Berjaya.
Menurut Arinal, harus dilakukan integrasi seluruh program terkait dengan penyuluhan pertanian. Termasuk meningkatkan pengetahuan, menyatukan dan mensinkronkan langkah ke depan.
Gubernur menyampaikan bahwa Lampung merupakan Provinsi di ujung Selatan Pulau Sumatera, yang posisinya sangat strategis dengan luas wilayah sekitar 35.000 kmĀ² dan penduduk 9.081.900 orang mempunyai potensi yang besar baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) alam pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya Lampung.
“Bidang pertanian, peternakan, perkebunan, dan jasa pertanian mempunyai posisi penting, dan Menteri Pertanian telah menyatakan bahwa Lampung merupakan lokomotif pertanian,” jelas Gubernur Lampung.
Berdasarkan data, sejumlah capaian produksi pertanian di Provinsi Lampung diantaranya penghasil produksi padi mencapai 3 juta ton (berdasarkan data BPS), penghasil jagung 3.145.015 ton (nomor 3 di Indonesia), Ubikayu 6.194.601 ton (nomor 1 di Indonesia), tebu (gula) 729.000 ton (nomor 2 di Indonesia). Kemudian, penghasil ternak dengan populasi sapi potong 861.000 ekor (nomor 7 di Indonesia), kambing 1.573.800 ekor (nomor 3 di Indonesia), dan berbagai hasil produksi lainnya.
Dengan pencapaian tersebut, jangan berpuas diri. Karena produksi yang tinggi, populasi ternak yang besar belum tentu mencerminkan pendapatan dan kesejahteraan yang tinggi.
“Ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan dalam pencapaian pendapatan dan kesejahteraan petani diantaranya jaminan pasar dan harga yang baik, daya saing produk yang dihasilkan baik tingkat domestik maupun internasional, dan Jaminan ketersediaan input produksi,” jelas Gubernur Lampung.
Hal lain yang harus diperhatikan, lanjut Arinal, transformasi kelembagaan petani, teknologi produksi/usaha tani, distribusi input dan hasil pertanian, serta berkembangnya sistem agribisnis berbasis komoditi dan pendekatan kawasan.
Gubernur menjelaskan bahwa saat ini Lampung telah memasuki era revolusi industri 4.0. Di bidang pertanian revolusi industri 4.0 memunculkan inovasi dan terobosan teknologi yang terus berkembang akan menjadi ancaman, tantangan atau kesempatan (peluang) dalam pembangunan pertanian ke depan.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pada era Revolusi Industri 4.0 ini, Gubernur Arinal telah menginisiasi dengan meluncurkan program Kartu Petani Berjaya (KPB).
Melalui Kartu Petani Berjaya (KPB), para petani akan mendapatkan berbagai kemudahan diantaranya jadwal tani (olah tanah, air, penanaman, pemupukan, panen); penyaluran air irigasi; ketersediaan benih (waktu, jumlah dan kualitas); Ketersediaan pupuk (waktu, jumlah dan kualitas); permodalan; hingga Manajemen risiko usaha tani (asuransi).
Dalam kesempatan itu, Arinal berpesan kepada para penyuluh untuk melakukan sejumlah langkah diantaranya agar penyuluhan pertanian mendorong petani, kelompok tani dan Gapoktan petani ikut serta dan tergabung dalam Kartu Petani Jaya (KPB) supaya sistem usaha taninya efisien, produktivitas tinggi dan ada jaminan pasar. Kemudian, melakukan penguatan kelembagaan petani.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, Gubernur Lampung berharap kendala dan tantangan yang ada dapat diatasi sehingga proses pengawalan dan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian, benar-benar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
“Saya mohon, kerja dan kinerja kita sudah bagus. Tapi saya berharap ini tetap kita pertahankan,” ujarnya.
Acara Temu Teknis Penyuluh Pertanian se-Provinsi Lampung ini turut dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Ketua KTNA Provinsi Lampung, Hanan A. Razak, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian yang diwakili Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Bustanul Arifin Caya, Kepala Instansi Vertikal Provinsi Lampung, Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, dan para penyuluh pertanian se-Provinsi Lampung. (adp/iwr)