Medsoslampung – Kalianda, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan bersama Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Lampung menggelar pelatihan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Komoditas Tanaman Pangan.
Kegiatan pelatihan yang dibuka Staf Ahli Bupati Lampung Selatan Bidang Keuangan Achmad Herry didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, Bibit Purwanto, berlangsung di Negeri Baru Resort (NBR) & Hotel Kalianda, Selasa, 27 Februari 2024.
Hadir dalam kegiatan itu Kepala BSIP Provinsi Lampung, Rachman Jaya, serta para petani, penyuluh, dan petani penangkar peserta pelatihan penguatan kapasitas penerap standar pertanian tanaman pangan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.
Ketua pelaksana kegiatan, Nasriati mengatakan, tujuan dilaksanakannya pelatihan itu untuk menguatkan kapasitas penerap standar pertanian tanaman padi dan jagung di 5 kabupaten yang ada di Provinsi Lampung.
“Kemudian meningkatkan penerapan standar pertanian dan meningkatkan produksi padi serta jagung di Provinsi Lampung,” kata Nasriati saat menyampaikan laporan kegiatan.
Adapun, pertemuan penguatan kapasitas tersebut diikuti sekitar 100 orang, terdiri dari 70 orang petani, 25 orang penyuluh pendamping, dan 5 orang penangkar benih.
“Peserta kegiatan ini berasal dari Kecamatan Kalianda, Sidomulyo, Sragi, Palas, Penengahan, Way Panji, Candipuro, Ketapang, dan Bakauheni,” tutur Nasriati.
Sementara, Kepala BSIP Provinsi Lampung Rachman Jaya mengatakan, selain menjadi penyangga pangan khususnya beras, Provinsi Lampung juga menjadi lumbung padi nomor 6 yang berkontribusi besar untuk Indonesia.
Rachman Jaya menyebut, sebagai ibukota negara, 40% kebutuhan tanaman pangan di Jakarta dipenuhi oleh Provinsi Lampung.
“Jadi kalau (tanaman pangan) Provinsi Lampung ini bermasalah, maka negara ini juga bermasalah. Dan salah satu kabupaten penyangga utama itu Lampung Selatan,” ujar Jaya sapaan Kepala BSIP Provinsi Lampung.
Menurut Jaya, untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi diperlukan penggunaan benih unggul terstandar dan memperbanyak unit penangkaran pembenihan di wilayah-wilayah sentra dan potensi padi. Salah satu diantaranya di Kabupaten Lampung Selatan.
“Hari ini kita sama-sama kembali belajar, karena yang namanya pertanian itu tidak ada yang statis. Teknologi selalu dinamis, mengalami perubahan dari waktu ke waktu,” kata Jaya.
Sementara itu, Achmad Herry yang membuka kegiatan itu berharap para petani dapat melakukan usaha dibidang pertanian dengan standar yang telah ditentukan.
Oleh karenanya, dia meminta seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan itu dengan baik sehingga bisa mendapat ilmu yang bermanfaat untuk pertanian di daerahnya masing-masing.
“Melalui pelatihan ini para petani diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang standar instrumen pertanian. Sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan,” kata Achmad Herry. (Dul/hel)