Medsoslampung – Prof. Ir. Suharso, S.Si, PhD menyampaikan alasan mengapa dirinya tertarik mencalonkan diri untuk yang kedua kalinya sebagai Rektor Universitas Lampung (Unila). Sebelumnya, ia juga maju pencalon Rektor Unila pada 2015 silam.
Kali ini, Suharso ingin mengembalikan marwah kampus hijau sebagai perguruan tinggi kebanggaan masyarakat Lampung, yang berintegritas.
Demikian terungkap di Podcast Bincang JMSI, di Rumah Siber JMSI Lampung, pada (Senin, 26/12/2022). Bincang dipandu host Nizwar, juga Wakil Ketua Bidang Organisasi JMSI Lampung.
“Awalnya saya tidak ngotot, tetapi situasi seperti saat ini yang tidak aman, sehingga terpanggil untuk mencalonkan diri,” buka Suharso mengawali Bincang Pobcast JMSI Lampung.
Rektor Unila mendatang menurutnya, harus punya integritas karena membesarkan sumber daya manusia, karena harus menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan Pancasila.
Misi Suharso untuk niatan yang baik untuk lokal dan nasional. Untuk melakukan perubahan dan pembaharuan. “Niat yang baik harus dimulai dari sesuatu yang baik,” kata pria kelahiran 30 Mei 1969 ini.
Bulan pertama jika terpilih jadi rektor, Suharso akan membenahi regulasi penerimaan mahasiswa baru, terutama jalur mandiri.
“Agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak baik terkait penerimaan mahasiswa baru,” jelasnya.
Lalu, mendorong para dosen akti melakuakn reseach. “Jiwa plagiarisme harus dihilangkan dari Unila,” ujarnya.
Juga memaksimalkan sumber dana yang ada untuk berbagai penelitian dan event-event kerjasama. “Sehingga para dosen mendapatkan manfaatnya,” tutur dia.
Menanggapi isu negatif terhadap persoalan-persoalan di Unila yang turut mengimbas namanya, Suharso menjelaskan bahwa dirinya sempat diisukan macam-macam, namun dirinya tidak disangkutpautkan dengan permasalahan uang. Akibatnya Suharso sempat diperiksa KPK.
“Mereka (KPK) menanyakan seputar Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) saya sebagai wakil rektor IV,” terangnya.
Namun karena merasa tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh-aneh, Suharso dengan teguh terus melangkah melakukan tugas-tugasnya mengembangkan aset Unila.
“Kita berusaha menekan anggaran Unila dengan mendatangkan dana hibah dari berbagai sumber,” tutur dia.
“Untuk mewujudkannya Kita harus positive thinking. Kita harus merangkul semua pihak yang punya potensi,” lanjutnya.
Suharso berharap kepada Kementerian Pendidikan dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) mengacu kepada track record yang ada pada para calon rektor Unila yang maju pada pencalonan.
“Semoga suara di kementerian pendidikan dapat diberikan kepada calon yang tepat,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Prof. Suharso menjadi calon rektor dengan perolehan suara tertinggi dalam pemilihan tahap pertama yang digelar Senat Universitas Lampung, Kamis 22 Desember 2022.
Lelaki yang saat ini menjabat Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan TIK Unila ini memeroleh 21 suara senat. Mengungguli Prof. Dr. dr. Asep Sukohar, S.Ked. M.Kes., (10), dan posisi ketiga Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., (7).
Suharso mempunyai sejarah panjang dalam menempuh dunia pendidikan. Bukan berasal dari keluarga mampu, ia awalnya harus berjuang saat awal masa kuliah. Menjadi seorang buruh bangunan.
Bahkan, keterbatasan biaya membuat ia mengubur keinginan kuliah di Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.
Ia kemudian kuliah dan memilih progam studi Kimia di Universitas Lampung pada 1984-1994.
Pria kelahiran Tanjung Karang pada 53 tahun silam ini mencoba mendaftar sebagai dosen dan mengajar pada tahun 1994.
Suharso juga mulai mengikuti kursus serta pelatihan dalam dan luar negeri, hingga akhirnya diterima pada Curtin University of Technology, Applied Chemistry, Perth Australia tahun 1998.
“Sambil kuliah di Australia, saya pernah menjadi cleaning service untuk mencukupi kebutuhan,” kenang Suharso.
Saat ia. Ia sempat mendapat ucapan terima kasih dari pimpinan tempatnya bekerja. ”Kalau bukan karena kamu, pekerjaan kami di sini terganggu,” sebut dia.
Ini juga yang melatarbelakangi Suharso untuk berupaya memanusiakan manusia. Bahkan menjadi catatan untuk melayani semua orang, bukan bertindak sebagai raja.
Prinsip tersebut diterapkan saat kuliah dan menjadi profesor termuda pada usia 39 tahun pada 2001 silam.(jun/inz)
Curiculum Vitae
Riyawat Pendidikan
– SDN 6 Tanjung Karang 1983
– SMPN 5 Tanjung Karang 1986
– SMAN 2 Tanjung Karang 1989
– Sarjana (S-1) Universitas Lampung 1993
– Profesi Insinyur Universitas Lampung 2001
– Program Doktor (S-3) Curtin University of Technology 2003
Riwayat Jabatan
– Sekretaris Jurusan Kimia
– Ketua Tim Jaminan Mutu Fakultas MIPA
– Dekan FMIPA Universitas Lampung
– Tim Penilai Angka Kredit Fakultas
– Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan TIK
– Tim Penilai Angka Kredit Universitas Lampung
Pengalaman Organisasi
– ICMI Orsat Western Australia
– Himpunan Kimia Indonesia (HKI ) Lampung
– BKS Barat Bidang MIPA
– Perhimpunan Petani dan Nelayan Indonesia Lampung
– Asosiasi Staf Pengajar Indonesia
– Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Indonesia (BKPRMI) Lampung
– ICMI Orwil Lampung
– DPP IKA Unila
– Forum Bidang Kerja Sama BKS PTN Barat.